RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF GALUR KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA BERBAGAI DOSIS KALSIUM PEANUT (Arachis hypogaea L.) LINE VEGETATIVE GROWTH RESPONSE TO VARIOUS CALCIUM DOSE
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif galur kacang tanah pada berbagai dosis kalsium. Percobaan ini disusun mengunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor perlakuan yaitu: galur kacang tanah dan dosis kalsium. Faktor galur kacang tanah terdiri dari delapan aras yaitu: G1= Cv. Lokal. Bima, G2= Varietas Singa, G3= G100-II, G4= G150-II, G5= G200-III, G6= G250- III, G8= G300-IV dan faktor dosis kalsium terdiri dari empat aras yaitu: D0= Tanpa pemberian kalsium, D2= Dosis kalsium 4 g per polybag setara dengan (250 kg/ha), D2= Dosis kalsium 4,8 g per polybag setara dengan (300 kg/ha) dan D3= Dosis kalsium 5,6 g per polybag setara dengan (350 kg/ha). Masing- masing aras dari kedua faktor tersebut dikombinasikan sehingga diperoleh 32 kombinasi dn masing- masing kombinasi diulang tiga kali. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis uji ragam 5%. Apabila hasil anova berpengaruh nyata, maka akan dilakukan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa (1). Kombinasi faktor galur kacang tanah dan dosis kalsium tidak memberikan intraksi secara nyata terhadap seluruh parameter kecuali pada parameter jumlah cabang umur 60 hst. Kombinasi antara G8 (G 300-IV) dengan perlakuan dosis kalsium D1 (250 kg/ha) menghasilkan jumlah cabang terbanyak yaitu 9,67 cabang/tanaman. (2). Dosis kalsium yang menghasilkan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang tanah yang terbaik yaitu dosis 4 g per polybag (D1) atau setara dengan 250 kg/ha. (3). Galur kacang tanah yang memberikan pertumbuhan vegetatif yang terbaik yaitu galur G300-II, dan galur ini menghasilkan berat berangkasan kering yang terberat yaitu 27,57 g.
ABSTRACT
This study aimed to evaluate the response of the vegetative growth response of peanut line at various doses of calcium. The experiment was arranged using a completely randomized design with two treatment factors, namely: peanut line and doses of calcium. Factor peanut lines consisted of eight levels, namely: G1 = Cv. Local. Bima, G2 = Singa, G3 = G100-II, G4 = G150-II-III G5 = G200, G250-III = G6, G8 = G300-IV and factors calcium dose consisted of four levels, namely: D0 = Without giving calcium, D2 = dose of 4g per polybag calcium equivalent (250 kg / ha), D2 = dose of 4.8 g per polybag calcium equivalent (300 kg / ha) and D3 = dose of 5.6 g per polybag calcium equivalent (350 kg / ha). Each level of these two factors combined to obtain 32 combinations and each combination was repeated three times. The data collected were analyzed by analysis of variance with different significantly 5%, then the test would be continued with Honestly Significant Difference (HSD) test at 5% level. Based on the research results, it could be concluded that the (1). combination of factors peanut line and doses of calcium do not provide interaction on all parameters except the parameter number of branches age 60 days after planting. The combination of the G8 (G 300-IV) with a dosage of calcium D1 (250 kg / ha) produces the highest number of branches is 9.67 branches / plant. (2). Calcium doses that produce vegetative growth of peanut plants are best used in a dose of 4 g per polybag (D1), equivalent to 250 kg / ha. (3). Peanut line that provide the best vegetative growth that G300-II line, and this line produces dry plant to tal weight was 27.57 g.