PERAKITAN JAGUNG VARIETAS UNGGUL UNTUK TUMPANGSARI MELALUI SELEKSI MASSA ASSEMBLING CORN FOR INTERCROPPING SUPERIORITY SEEDS THROUGH MASS SELECTION
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
ABSTRAK
Usaha mempertinggi produksi jagung pada system tumpangsari antara lain dengan mencari varietas yang cocok untuk tumpangsari. Usaha ini antara lain dengan program pemuliaan yaitu melakukan seleksi pada suatu populasi jagung yang cocok untuk tumpangasi. Lebih-lebih hal ini bila dihubungkan dengan kemampuan suatu varietas yang memiliki kemampuan berbeda untuk beradaptasi dengan suatu kondisi lingkungan tertentu termasuk untuk tumpangsari. Penelitian diawali dengan penanaman populasi siklus kedua (C2) sekitar 4.000 tanaman, kemudian dibuat 10 petak yang masing-masing memuat 200 tanaman. Pada tiap petak dipilih 20 tanaman yang jumlah daun terbanyak, kemudian dipilih 15 tanaman yang berbatang tinggi di antara tanaman yang berdaun banyak. Selanjutnya dipilih 10 tanaman yang memiliki tongkol terpanjang di antara 15 tanaman berbatang tinggi. Bijinya dipipil dan diambil hanya bagian tengahnya (1/3 bagian (kemudian dibulk menjadi benih hasil seleksi massa tanpa pengendalian penyerbukan siklus ketiga (C3). Akhir kegiatan dilakukan pengujian kemajuan seleksi dengan membandingk siklus ketiga (C3) dengan populasi C2, C1dan C0. Jika kemajuan seleksi menunjukkan nyata maka akan dilanjutkan seleksi siklus berikutnya. Hasil penelitian menujukkan bahwa Kemajuan seleksi dari seluruh sifat yang diamati adalah nyata dan bersifat linear kecuali sifat berat biji pipilan kering per tongkol dan jumlah baris per tongkol, sehingga jagung lokal Kebo berpeluang untuk menjadi varietas ungul dalam sistem pertanaman tumpangsari. Populasi jagung lokal Kebo siklus ketiga (C3) menunjukkan sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan populasi C2, C1 dan C0.
ABSTRACT
Suitable varieties for intercropping is one of factors to increase production in intercropping system and the way to find out the varieties is by implementing breeding technique, i.e. selection method in order to develop superior varieties capable for adapting to a certain environment, including for intercropping. This study began with planting the second cycle populations (C2 ) of approximately as many as 4,000 plants, then plotted into 10 plots containing 200 plants each. In each plot, 20 plants were chosen based on the most number of leaves, then of these, 15 plants were selected on the basis of the tallest plants. Of these only 10 plants were selected based on the longest ear. Seeds were harvested and taken only the in middle of the ear (the third part of the ear), and all seeds were bulked. These seeds were called from the third cycle of population ( C3 ). The next experiment was to test all the progenies obtained, including C2, C1, and C0 . If there is no any progress of the selection, the multilocation trials will be conducted. The multilocation trials is aimed to determine the adaptability and stability of the C3 population. The multilocation trials are part of the stages in the prosess of variety release. The research results showed that the selection progress of all characters observed were significant and linear, except the weight of dry seeds per ear and and number of rows per ear, therefore, the corn local Kebo is expected to be superior varieties for seeds in intercropping systems. The characteristics of C3 population of Maize local Kebo compared to the population of the C2, C1 and C0 showed to be superior.