The Preliminary Yield Ability Test of Purple Hybrid Vegetable Bean In Two Different Agroecosystem Locations

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Uyek Malik Yakop

Abstract

Kacang sayur berpolong ungu ini telah mengalami 7 kali seleksi, sehingga sudah menunjukkan keseragaman yang cukup tinggi, warna polongnya sudah lebih dri 95% berwarna ungu. Warna polong ungu sangat terkait dengan kandungan anthosianin. Semakin ungu warna polongnya menunjukkan semakin tinggi kandungan anthosianinnya. Oleh karena itu perlu adanya pengujian daya hasil pendahuluan beberapa galur kacang sayur hasil seleksi pada dua lokasi yang berbeda agroekosistemnya yaitu di lahan kering dan di lahan Sawah untuk melihat indek sensitifitas dan adaptasinya. Kacang sayur hibrida ini diperoleh melalui hibridisasi antar spesies kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp.) varietas lokal NTB dengan kacang panjang (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth). Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan varietas unggul baru kacang sayur hibrida ungu yang kandungan Protein dan Anthosianinnya tinggi, toleran terhadap kekeringan, tanpa lanjaran dalam sistem budidayanya serta produksinya tinggi. Kegiatan penelitian ini merupakan rangkaian penelitian sebelumnya yang telah dilakukan berupa hibridisasi antara kacang tunggak dengan kacang panjang yang dilanjutkan seleksi hingga generasi ketujuh. Sepuluh galur akan ditanam untuk pengujian pada lahan kering di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara dan lahan sawah di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.  Karakter yang diamati yaitu warna polong, jumlah polong per tanaman, panjang polong, diameter polong, kelunakan polong, bobot polong segar, jumlah biji per polong, diameter batang, jumlah cabang produktif, dan umur panen.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Galur kacang hibrida nomor 85 (GKH85) mempunyai daya hasil yang paling tinggi dibandingkan galur yang lain tetapi tidak berbeda nyata dengan galur kacang hibrida nomor 51 (GKH51); 2). Koefisien keragaman genetik adalah berkisar 7,04 hingga 46,30. Nilai heritabilitas arti luas adalah berkisar antara 17,9 hingga 86,2 lebih besar dibandingkan dengan heritabilitas arti sempit berkisar antara 11,8 hingga 67,9; 3). Jumlah polong per tanaman memiliki korelasi yang positif nyata terhadap hasil sehingga dapat dijadikan sebagai kreteria seleksi untuk perbaikan hasil

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

Section
Articles