PENGUJIAN KADAR ANTOSIANIN PADI GOGO BERAS MERAH HASIL KOLEKSI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGGARA (EXAMINATION OF ANTHOCYANIN CONTENTS IN RED UPLAND RICE OBTAINED FROM GERM PLASM COLLECTION IN SOUTHEAST SULAWESI)
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
ABSTRAK
Antosianin adalah senyawa fenolik yang bertindak sebagai antioksidan, dibutuhkan untuk tanaman itu sendiri dan nutrisi penting bagi kesehatan manusia. Pigmen antosianin menyebabkan warna merah atau biru, dan bahkan berwarna hitam ketika antosianin kandungan tinggi. Warna biru merah atau gelap terjadi tidak hanya pada pericarp dan tegmen, tetapi juga pada seluruh bagian padi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan antosianin pada padi gogo beras merah lokal Sulawesi Tenggara. Semua genotipe padi gogo yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari beberapa daerah sentra penanaman padi di Sulawesi Tenggara. Analisis kandungan antosianin beras dihitung berdasarkan metode Shi et al., (1992). Analisis dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Bali. Hasil analisis menunjukkan bahwa sembilan genotipe ("Paebiu Tamalaki, Paebiu Kolopua, Pae Tanta Mohalo, Paebiu Tamalaki Mataiwoi, Paebiu Sitoro, Paebiu Tamalaki Pewutaa, Paebiu Kolopua Kosebu, Ranggo Hitam, dan Hitam Lapodidi") memiliki kandungan antosianin tinggi, satu genotipe ("Ereke-1") memiliki kandungan antosianin sedang dan dua belas genotipe memiliki kandungan antosianin rendah.
ABSTRACT
Anthocyanin is a phenolic compound acting as an antioxidant that is necessary for plant itself and is important for human’s health. Anthocyanin pigment causes a red or blue colour, and even black when it is in a high content. Red or dark blue colour occurs not only on pericarp and tegmen, but also on all parts of paddy rice. This research was aimed to determine the variability of anthocyanin content on red up-land rice of Southeast Sulawesi. All up-land rice genotypes used in this research were collected from several up-land rice growing areas in Southeast Sulawesi. The rice kernels were analysed for their anthocyanin content based on the method of Shi et al., (1992). The analysis was conducted in the Food Analysis Laboratory of Agricultural Technology Faculty, University of Udayana, Bali. Analysis results showed that red rice of nine genotypes (“Paebiu Tamalaki, Paebiu Kolopua, Pae Tanta Mohalo, Paebiu Tamalaki Mataiwoi, Paebiu Sitoro, Paebiu Tamalaki Pewutaa, Paebiu Kolopua Kosebu, Ranggo Hitam, and Hitam Lapodidi”) had high anthocyanin content, one genotype (“Ereke-1”) had medium anthocyanin content and twelve genotypes had low anthocyanin content.