P SOIL TEMPERATURE RESPONSE OF EXPOSURE TO WINTER OF AUSTRALIAAND IMPACT ON LEGUME PLANT IN SOIL OF VERTISOL LOMBOK1
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Kemampuan tanah sebagai faktor produksi pertanian tidak cukup ditera lewat penilaian kesuburan kimia semata, melainkan harus tetap mempertimbangkan gatra kesuburan fisik dan biologi tanah. Namun jarang dihajatkan untuk mengelola suhu tanah. Argumentasinya sangat praktis dimana parameter suhu tanah variasinya sangat kecil di daerah tropis, baik secara musimam, bulanan bahakan pada level harian. Tidak dipungkiri, suhu tanah menjadi faktor esensial bagi kehidupan organisme tanah, pertumbuhan dan perkembangan akar, serta proses perkecambahan biji, termasuk pengaruhnya terhadap perkembangan bakteri penambat nitrogen yang bersimbiose dengan bakteri bintil akar. Posisi Indonesia di selatan katulistiwa, terutama yang secara geografis berdekatan dengan benua Australia, seperti pulau Bali, NTB dan NTT ternyata memperoleh imbas musim dingin di benua Australia bulan Juni, Juli dan Agustus. Nomenklatur diberikan terhadap fenomena cuaca dingin tersebut, seperti masyarakat Lombok mengenalnya dengan istilah bor minyak, yaitu kenampakan embun yang secara fisik menyerupai minyak di permukaan daun yang dikenal dengan istilah embun jelaga. Suhu dingin mengganggu tanaman legum, karena paparan suhu dingin sejak awal fase vegetative.Penelitian ini memunculkan suatu dugaan sementara (hypothesis), bahwa penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman legum sebagai akibat dari penurunan suhu tanah secara signifikan sebagai respon terhadap penurunan suhu udara, sehingga mengganggu aktivitas bakteri bintil akar yang bersimbiose dengan tanaman legume. Gangguan tersebut dapat berdampak langsung terhadap efektivitas penambatan nitrogen dari udara oleh Rhizobium sp. Penelitian membuktikan, respon suhu tanah terhadap suhu udara, secara kuantitatif dinyatakan sebagai berikut: a) Suhu tanah pada kedalaman 5 cm akan meningkat sebesar 1,55o C setiap kenaikan 1oC suhu udara, sedangkan suhu tanah pada kedalaman 10 cm akan meningkat sebesar 0,44oC setiap kenaikan 1oC suhu udara; b) Efek paparan suhu dingin mulai terdeteksi di wilayah Lombok bagian selatan pada bulan Juni sampai Agustus, dan puncak dingin terjadi pada bulan Juli; c) Perbedaan suhu maksimum dan minimum di wilayah Lombok Tengah bagian selatan berkisar antara 6,5 - 10oC.