PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAH HASIL SELEKSI IN VITRO PADA MEDIA POLIETILENA GLIKOL TERHADAP CEKAMAN LARUTAN POLIETILENA GLIKOL (THE PEANUT PLANT GROWTH REGENERATED FROM IN VITRO SELECTION ON POLYETHYLENE GLYCOL MEDIUM AGAINST POLYETHYLENE GLYCOL SOLUTION STRESS)
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
ABSTRAK
Percobaan bertujuan untuk mengidentifikasi pertumbuhan tanaman kacang tanah hasil seleksi in vitro berulang pada media selektif yang mengandung polietilena glikol (PEG) terhadap cekaman kekeringan dengan menggunakan larutan PEG. Bahan tanaman yang digunakan adalah populasi generasi R2. Selain itu digunakan juga tanaman standar cv. Kelinci. Tanaman ditanam pada media campuran arang sekam dan coco peat yang telah disterilisasi. Tanaman pada umur 15-50 hari disiram dengan larutan PEG 15%. Identifikasi tanaman yang toleran terhadap cekaman PEG dengan menghitung indeks sensitivitas kekeringan (S) berdasarkan peubah yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman hasil seleksi ES dua siklus (seleksi berulang) pada PEG 15% menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dan gejala nekrosis pada daun lebih sedikit. Tanaman hasil seleksi ES dua siklus (seleksi berulang) mempunyai tingkat toleransi yang lebih baik terhadap cekaman PEG.
ABSTRACT
The objective of this research was to identify peanut plant growth resulted from repeat cycling in vitro selection on polyethylene glycol (PEG) containing medium against drought stress with using PEG solution. The R2 generation peanut plants were used in this experiment. Peanut cv. Kelinci was also tested as control peanut plant. The peanut plants were planted on sterilized coco peat medium. The peanut plants that 15 to 50 days old were watered with PEG 15% solution. Identification of tolerant peanut plant on PEG stress was calculated with using drought sensitivity index value (S) on observed parameter. Results of the experiment showed peanut plant growth produced from repeat cycling in vitro selection to PEG was better plant growth, lesser leaf necrosed symptom and more survive under PEG stress.